Tunisia adalah Negara kecil yang terletak di kawasan AfrikaUtara. Tunisia juga merupakan Negara islam. Negara yang bersebelahan dengan Al-jazair dan Libya ini pernah di jajah oleh Perancis kurang lebih 75 tahun. Ibnu Khaldun, Khairuddin at-Tunisi, Muhammad Talbi, Rachid Ghannouci adalah tokoh-tokoh islam yang berasal dari Negara ini.
Tunisia mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan Islam. Melalui lembaga pendidikan Jam’iyah Zaitunah, yang kemudian berubah menjadi Institut Ilmu-ilmu Islam, kader-kader ulama dididik dan dilatih agar kemudian menjadi ulama besar. Lembaga pendidikan tersebut berada dalam pengarahan dan pengawasan pemerintah Tunisia.
Tunisia aktif dalam Organisasi Konfrerensi Islam ( OKI ), dan ikut menentukan pengambilan keputusan tentang kebijakan-kebijakan diplomasi Timur Tengah, terutama yang menyangkut konflik di Timur Tengah, khususnya konflik Palestina dan Israel.
Proses Masuk Islam di Tunisia
Tidak begitu banyak sejarah yang bisa didapat untuk menyelusuri masuknya Islam ke negeri ini. Namun sedikit fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam mulai masuk dan berkembang di Tunisia pada masa Daulah Umayah tatkala mulai melebar kekuasaannya ke Barat hingga Tunisia. Artinya, Tunisia adalah tanah kharajiyah, tanah yang ditaklukkan oleh kaum Muslim.
Pada abad ke-7 sesudah Masehi, Kekhilafahan Umayah di Damaskus di bawah komandan Uqbah bin Nafi seorang sahabat Rasulullah SAW mengirimkan para mubalig dan pasukannya ke arah Afrika Utara masuk Tunisia bersama pasukannya. Tahun 647 M pasukan Uqbah r.a. berhasil menaklukkan Sbeitla (Sufetula) yang menandai bermulanya era Arab-Islam di Tunisia. 13 tahun kemudian, yaitu pada tahun 670 M (50 H ) Uqbah r.a. berhasil menaklukkan kota Kairouan dan kemudian menjadikannya sebagai ibukota pemerintahan dan pusat penyebaran Islam di wilayah Afrika Utara. Tahun 683, komandan Uqbah beserta seluruh tentaranya berhasil menaklukkan kota Kiwaran (selatan Tunisia) yang sekarang di sebut Maroko dan mendirikan masjid pertama di Afrika.
Sejak saat itu perkembangan Islam di Tunisia setapak demi setapak mulai menunjukkan hasilnya. Keyakinan-keyakinan warga setempat pada agama dan kepercayaan dari nenek moyang mereka, termasuk budaya-budaya jahiliyah lainnya, sedikit demi sedikit terkikis habis,. Setelah berbenturan dengan pemahaman Islam, masyarakat mulai sadar bahwa apa yang mereka telah lakukan selama ini adalah suatu perbuatan yang ‘bodoh’ dan menyesatkan. Mereka merasa mendapatkan sesuatu yang lain tatkala tatkala mereguk ‘manisnya’ Islam. Islam telah memberikan pencerahan sekaligus menyejukkan hati dan menenteramkan jiwa mereka. Agama Islam mendapatkan sambutan yang luar biasa.
Pada 698 M, pasukan Islam di bawah pimpinan Hassan bin an-Nu’man dan Musa bin Nashr berhasil menaklukkan Carthage. Islam kemudian berkembang pesat di Tunisia. Bahkan pada tahun 711 M –masa keemasan Dinasti Umawiyah– agama Islam telah tersebar ke daratan Eropa dengan berhasil menaklukkan Andalusia di Spanyol dan kawasan Iberia di sekitarnya.
Pada tahun 748 M, Dinasti Umawiyah digantikan oleh Dinasti Abbasiah. Peristiwa ini menyebabkan Tunisia terlepas dari pengawasan pusat kekhalifahan, namun kemudian dapat dikuasai lagi oleh Dinasti Abbasiah pada tahun 767 M. Pada tahun 800 M, Ibrahim Ibn Aghlab ditunjuk sebagai Gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan. Pada masa ini, Mesjid Agung Ezzitouna didirikan di kotaTunis.
Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam di Tunisia dan kawasan Arab Maghribi. Dinasti Aghlabiah (767-910), Fatimiah (910-973), Ziridiah (973-1062), Almohad (1159-1228) dan Hafsiah (1230-1574) silih berganti memegang tampuk kekuasaan di Tunisia, hingga masuknya Tunisia dalam wilayah Khilafah Utsmaniah (1574-1591). Di masa Khilafah Utsmaniah ini, Tunisia menjadi wilayah otonom di bawah pemerintahan Dinasti Dey (1591-1659), Mouradi (1659-1705) dan Huseini (1705 –1957).
Pada tahun 748 M, Dinasti Umawiyah digantikan oleh Dinasti Abbasiah. Peristiwa ini menyebabkan Tunisia terlepas dari pengawasan pusat kekhalifahan, namun kemudian dapat dikuasai lagi oleh Dinasti Abbasiah pada tahun 767 M. Pada tahun 800 M, Ibrahim Ibn Aghlab ditunjuk sebagai Gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan. Pada masa ini, Mesjid Agung Ezzitouna didirikan di kotaTunis.
Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam di Tunisia dan kawasan Arab Maghribi. Dinasti Aghlabiah (767-910), Fatimiah (910-973), Ziridiah (973-1062), Almohad (1159-1228) dan Hafsiah (1230-1574) silih berganti memegang tampuk kekuasaan di Tunisia, hingga masuknya Tunisia dalam wilayah Khilafah Utsmaniah (1574-1591). Di masa Khilafah Utsmaniah ini, Tunisia menjadi wilayah otonom di bawah pemerintahan Dinasti Dey (1591-1659), Mouradi (1659-1705) dan Huseini (1705 –1957).
Karena itulah, Kairouan dan Mahdia kini menjadi kota tujuan wisata sejarah Islam terpenting di Tunisia, selain Masjid Ezzitouna di kota Tunis. Di Kairouan dan Mahdia, kita bisa mengunjungi masjid-masjid tua, benteng, makam para ulama serta istana sisa peninggalan peradaban Islam.
Semenjak itu Tunisia diperintah oleh penguasa-penguasa islam. Kemudian pada tahun 1881 M. Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan Hunaisiyah, menyerah pada Prancis. Dan Tunisia menjadi jajahan Perancis sampai dengan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1965 M.
Sumber referensi :
http://www.angelfire.com/planet/ppitunisia/tunisia/sejarahislam.htm
http://dc204.4shared.com/doc/blQbH9mv/preview.html
http://imzshima.blogspot.com/2012/03/perkembangan-islam-di-afrika.html
No comments:
Post a Comment