Saturday, March 14, 2015

Perkembangan Islam di Kota Turin Italia

Perkembangan islam di Negara-negara Eropa terus mengalami peningkatan. Salah satunya di kota Turin Italia. Dahulu muslimin hanya terpusat di bagian selatan Italia yaitu dekat kota Sisilia, namun sekarang muslimin tersebar di setiap penjuru negara. Sekitar 55 persen muslim tinggal di Italia Utara, 25 persen di Pusat, dan hanya 20 persen di Selatan.


Menurut data statistik PEW Forum, jumlah muslim di Italia sekitar 36 ribu jiwa. Jumlah masih dibawah satu persen dari total penduduk negara. Tetapi jumlah ini terus meningkat setiap dekade,menurut laman islam in Europe.

Jumlah muslim di tahun 2000 sekitar 600 ribu di Italia, meningkat di tahun 2009 menjadi lebih dari 1,3 juta muslim. Dan saat ini jumlahnya sekitar lebih dari 1,5 juta jiwa. Ini akan terus meningkat hingga diprediksi pada tahun 2030 akan mencapai 2,8 juta jiwa. 

Di Kota Turin jumlah muslimin cukup meningkat, menurut Press Tv, terdapat sekitar 30 ribu jiwa atau sekitar 12 persen dari populasi kota. Kehidupan muslimin di kota Turin seperti masyarakat pada umumnya. Sehingga dapat terlihat muslimah berhijab bebas berjalan di jalanan umum dan pasar. 

Reporter Press TV, Max Civilli mengabarkan, muslimin Turin tersebar di setiap penjuru kota terutama di kawasan multietnic area. Dan di area tersebut juga terdapat komunitas muslim. Banyak muslimin disana yang merupakan imigran yang sudah berkewarganegaraan Italia. Imigran tersebut datang dari negeri-ngeri muslim.

Kuatnya rasa toleransi di kota Turian membuat para muslimin merasa nyaman disana. Mereka bebas membangun masjid dan menyekolahkan anak di sekolah Islam dan tengah pelajaran islam diusulkan untuk masuk ke kurikulum sekolah umum. Juga terdapat sedikitnya delapan islamic centre yang menauni komunitas muslim disana.

Perkembangan Islam di Kota Turin Italia
Kota Turin Italia (foto:wikipedia)

Namun, muslimin Turin masih dihadang isu islamophobia, sehingga warga Turin masih was-was dengan keberadaan muslim.

 "Muslim dianggap menakutkan bagi Italia karena kebanyakan adalah orang miskin," ujar Sabahi.

Itulah yang membuat muslimin dianggap sebagai penyebab kerusuhan dan akan menjadi objek kekerasan. Hal tersebut terbukti dari beberapa kasus yang makin marak terjadi. Selain itu masih ditemui pula pencegahan area strategis untuk lokasi pendirian masjid. 

"Di beberapa kota Italia, khususnya di utara, politisi telah mengeksploitasi sentimen anti-imigran untuk menghadang pembangunanan tempat ibadah baru," ujarnya.


Tetapi hal tersebut justru membuat dakwah Islam makin berkembang di Turin. Ini terbukti dari jumlah mualaf yang terus meningkat tiap tahunnya. Baru-baru ini, muslim Turin juga telah berhasil mendapat perizinan untuk pembangunan masjid baru di kawasan Lingotto. Saat peresmian hadir wakil dari asosiasi Islam berbagai kota dan negara dekat.

No comments:

Post a Comment