Showing posts with label amerika. Show all posts
Showing posts with label amerika. Show all posts

Monday, March 30, 2015

Sejarah Perkembangan Islam di New York


masjid islam di new yorkSejarah Masuk Islam di Kota New York

Sejarah Islam di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke 16, dimana Estevánico dari Azamor adalah Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Walau begitu, kebanyakan para peneliti di dalam mempelajari kedatangan Muslim di AS lebih memfokuskan pada kedatangan para imigran yang datang dari Timur Tengah pada akhir abad ke 19. Migrasi Muslim ke AS ini berlangsung dalam periode yang berbeda, yang sering disebut "gelombang", sekalipun para ahli tidak selalu sepakat dengan apa yang menyebabkan gelombang ini.

Populasi Muslim di AS telah meningkat dalam seratus tahun terakhir, dimana sebagain besar pertumbuhan ini didorong oleh adanya imigran. Pada 2005, banyak orang dari negara-negara Islam menjadi penduduk AS - hampir 96.000 - setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya.

Estevánico dari Azamor mungkin telah menjadi Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Estevanico adalah orang Berber dari Afrika Utara yang menjelajahi Arizona dan New Mexico untuk Kerajaan Spanyol. Estevanico datang ke Amerika sebagai seorang budak penjelajah Spanyol pada abad ke 16, Álvar Núñez Cabeza de Vaca.

Selama tahun 1520-an telah didatangkan budak ke Amerika Utara dari Afrika. Diperkirakan sekitar 500 ribu jiwa dikirim ke daerah ini atau 4,4% dari total 11.328.000 jiwa budak yang ada.[6] Diperkirakan sekitar 50% budak atau tidak kurang dari 200 ribu jiwa budak yang didatangkan berasal dari daerah-daerah yang dipengaruhi oleh Islam. 

Menurut sumber lain, kedatangan paling awal imigran Muslim adalah antara tahun 1875 dan1912 dari kawasan pedesaan, yang sekarang menjadi Suriah, Yordania, Palestina, dan Israel. Daerah ini dulunya dikenal sebagai Suriah Raya yang diperintah oleh Kekaisaran Ottoman. Setelah Kekaisaran Ottoman runtuh pada Perang Dunia I (PD I), terjadi gelombang kedua imigrasi kaum Muslim dari Timur Tengah, dimana dalam periode ini pula dimulainya kolonialisme Barat di Timur Tengah. Pada tahun 1924, aturan keimigrasian AS disahkan, yang segera membatasi gelombang kedua imigrasi ini dengan memberlakukan "sistem kuota negara asal". Periode imigrasi ketiga terjadi pada 1947 sampai 1960, dimana terjadi peningkatan jumlah Muslim yang datang ke AS, yang kini berasa dari negara-negara di luar Timur Tengah. Gelombang keempat kemudian terjadi pada tahun 1965 disaat Presiden Lyndon Johnson menyokong rancangan undang-undang keimigrasian yang menghapuskan sistem kuota negara asal yang sudah bertaha lama.

Masjid adalah tempat ibadah utama bagi seorang Muslim. Di AS, ada sekitar 1.209 Masjid, dimana yang terbesar adalah Islamic Center of America yang terletak di Dearborn, Michigan. Dibangun pada 2005, Masjid ini dapat menampung lebih dari 3.000 jamaah yang terus tumbuh di wilayah itu. Hanya kurang dari 100 unit yang benar-benar dari awal dirancang sebagai Masjid, kebanyakan jamaah Islam di AS pada awalnya beribadah di bangunan-bangunan yang semula didirikan untuk tujuan lain, seperti bekas stasiun pemadam kebakaran,teater, gudang, dan toko.


Perkembangan islam di New York


muslim new york amerika

Perkembangan Islam di Amerika Serikat cukup mengembirakan. Sebuah survey mencatat, kini terdapat lebih 1.000 masjid. Bahkan, separuhnya dibangun dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini. Tak hanya itu, tragedi runtuhnya WTC juga membuka pintu lebih dalam bagi warga Amerika untuk mengenal Islam.

The Islamic Culture Centre of New York, salah satu tempat ibadah dan pusat kegiatan komunitas Muslim di kota metropolitan, New York. Islamic Centre disini memainkan peran penting untuk melayani kebutuhan kaum Muslim dan non Muslim. Kegiatan semacam konferensi, weekend school, summer school atau dialog antar agama, rutin diadakan.

Isu terorisme global yang hingga kini masih terdengar gaungnya, sempat membuat sibuk para pengurus Islamic Centre. Situasi sulit seperti itu, banyak dihadali kaum imigran, dimana mayoritas kaum Muslim Amerika adalah imigran. Dari 1.209 masjid yang tersebar di US, partisipan terbesar mencapai 90 % dikunjungi Muslim keturunan Asia, African American dan Timur Tengah. Sisanya dari Eropa dan hanya 1,6 % saja Islam Amerika yang berpartisipasi.

Kebijakan-kebijakan pemerintah US atas para pendatang ini, juga mempengaruhi gaya hidup kaum Muslim imigran. Menyikapi hal ini, kaum Muslim merasa perlu ikut andil dalam proses politik di Amerika. Sebuah survey yang digelar belum lama ini menunjukkan tingginya minat kaum imigran Muslim mencapai 70 % setuju ikut memilih penentu kebijakan pemerintah Amerika Serikat di masa mendatang.

Komunitas Muslim di Amerika menjadi salah satu bagian keragaman budaya setempat. Islam masuk ke Amerika dibawa oleh para budak asal Afrika yang bekerja di perkebunan-perkebunan di bagian selatan Amerika pada abad ke-18 dan 19 lalu. Di Kota New York sendiri, diperkirakan Islam telah masuk satu abad silam.

Sebagai kota terbesar di Amerika, New York menjadi tuan rumah bagi berbagai kelompok etnis Muslim. Partisipasi kaum Muslim dalam roda perekonomian kota bervariasi, mulai dari pekerja kasar di pelabuhan, pedagang, entertainer, menjadi tenaga profesional hingga pemilik perusahaan-perusahaan penting. Bangunan-bangunan masjid, munculnya berbagai organisasi Islam di New York, toko-toko milik kaum Muslim menambah semarak nafas kehidupan di New York City.


referensi :
-http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Amerika_Serikat
-http://www.indosiar.com/ragam/islam-di-new-york-city_39328.html

Friday, March 27, 2015

Sejarah Perkembangan Islam di Brasil (Brazil)

sejarah masuk islam di brasil brazil
photo : islam-maranhao.blogspot.com
Sejarah masuknya Islam di Brasil dimulai dengan masuknya orang-orang muslim Afrika dalam bentuk perbudakan. Brasil menerima 37% dari seluruh budak Afrika yang diperdagangkan, berjumlah sekitar 3 juta orang bangsa Afrika. Sejak tahun 1550, orang Portugis telah menggunakan budak berbangsa Afrika untuk bekerja di kebun tebu yang sebelumnya dimusnahkan oleh penduduk Tupi setempat.

Beberapa pendapat dari Sebagian sarjana menyatakan bahwa Brasil merupakan negara Amerika yang paling banyak menerima orang Muslim berbangsa Afrika yang dijadikan budak. Pada tahun 1835 di Bahia, Muslim berbagai bangsa pernah mengadakan suatu pemberontakan. Peristiwa itu telah menyebabkan banyak orang terbunuh.  Bahia pada abad ke-19 memang terkenal sebagai daerah Afrika yang penduduknya Muslim.

Sejak malam 24 Januari 1835, sekelompok budak lahir Afrika menduduki jalan-jalan Salvador dan selama lebih dari tiga jam mereka berhadapan dengan tentara dan warga sipil yang bersenjata. Pergolakan ini tidak berlangsung lama sebenarnya, dan korban yang tewas ketika diperkirakan mencapai jumlah 50 sampai dengan 100 orang. Banyak Muslim yang dijatuhi hukuman mati, penjara, cambuk, atau deportasi.

Semenjak itu, pihak Portugis telah mengadakan langkah berjaga-jaga terhadap Afro-Muslim, termasuk memaksa mereka menganut agama Katolik. Walaupun demikian, komunitas Muslim di Brasil masih sangat kuat. Hingga tahun 1900 masih terdapat 10.000 Afro Muslim yang hidup negara Brasil.
Namun, masyarakat Muslim Afrika tidak terhapus semalam, dan akhir 1910 diperkirakan masih ada beberapa 100.000 Afrika Muslim yang tinggal di Brasil.

Setelah asimilasi masyarakat Muslim Afro-Brasil, periode Islam berikutnya di negara itu adalah hasil dari imigrasi Muslim dari Timur Tengah dan Asia Tenggara. Jumlah Muslim terbesar ditemukan di wilayah São Paulo.

Para Muslim Brasil konon tidak mempunyai halangan dalam soal makanan. Makanan Arab cukup terkenal di sini, bahkan rantai makanan cepat saji terbesar kedua di Brazil adalah Habib, yang tentu saja menyajikan makanan halal. Bisnis industri tekstil, didominasi oleh pedagang asal Suriah-Lebanon.
Dewan Kota Sao Paulo bahkan memiliki Penasihat Muslim yang bernama Muhammad Murad, ia adalah seorang pengacara. Sejumlah masjid bisa terlihat di São Paulo. Yang tertua dan paling populer ini ditemukan di Av. Do Estado.

Tahap Proses Penyebaran Islam di Brasil
Dalam proses penyebaran islam di Brasil, terjadi dalam tiga tahap. Islam di Brasil bukan tergolong baru. Taqi el – Din membagi persinggungan Brasil dengan Islam dalam tiga periode pertumbuhan Islam di Brasil.

1. Tahap Pertama
Pertama, dimulai saat Brasil ditemukan oleh pelaut Caprao Portugis pada paruh kedua abad ke-15. Di banyak sumber disebutkan bahwa Caprao dibantu oleh para pelaut muslim yang berpengalaman dari semenanjung Iiberia.

Ada juga beberapa sumber yang mengatakan bahwa beberapa Muslim lolos dari Inkuisisi, dan melarikan diri ke Brasil di mana mereka bisa menjalankan agama mereka lebih terbuka. Namun, mereka segera disiksa oleh Inkuisisi di Brasil dan perahunya ditenggelamkan. Para inkuisitor mengidentifikasi mereka sebagai muslim karena mereka mandi pada hari Jumat dan memakai pakaian putih dalam acara-acara tertentu.

2. Tahap Kedua
Ketika Portugis mulai membawa budak dari Afrika Barat untuk dipekerjakan sebagai buruh reklamasi lahan yang luas di Brasil pada abad 16. Banyak dari mereka adalah Muslim, bahkan mayoritas adalah Muslim. Beberapa dari mereka adalah Imam dan sarjana yang dicampur dengan budak.
Para imam dan sarjana muslim tersebut sengaja membuat diri mereka ditawan guna melindungi saudara-saudara mereka yang seagama. Ketika Muslim Afrika Barat tiba ke Brasil, mereka secara paksa dibaptis oleh Portugis yang membawa mereka, itulah sebabnya mereka mempraktekkan Islam secara rahasia. Mereka mempertahankan gaya hidup Islami di gubuk mereka dengan mendirikan sekolah dan membaca Qur’an.

Menjelang akhir abad ke-18 sekelompok Muslim dari Afrika tengah dikirim ke Brasil. Datang dari tanah dengan peradaban Muslim yang maju, para pendatang memainkan peran dalam menghasut pemberontakan di antara penduduk Afrika barat yang sudah menetap. Dengan demikian, sejumlah revolusi dimulai dan pemberontakan dimulai dari awal abad ke-19 ( 1800-1805-1811).

Pada tahun 1835 sebuah revolusi Islam besar meletus di negara bagian Bahia, dan dijuluki sebagai “Kebangkitan Kaum Budak.” Ini ditujukan untuk pembebasan para budak dan pembentukan sebuah Negara Islam di Brasil. Revolusi gagal karena hancur. Untuk pertama kalinya, negara penjajah mengirim kembali “kaum budak” ke Afrika Barat di mana mereka memainkan peran besar kemudian dalam sejarah wilayah ini . Beberapa di antara mereka kembali dan lainnya tersebar di seluruh penjuru Brasil.
Islam diperkenalkan ke Brasil untuk kedua kalinya oleh orang Muslim Afrika. Mereka memiliki pengaruh yang besar pada sektor pertanian, industri dan pertambangan emas. Di ranah Protugis, mereka termasuk ahli, sebagai “guru” dalam ketiga sektor tersebut. Enam puluh tahun dari tahun 1830 dan seterusnya, semua Muslim hampir lenyap.

3. Tahap Ketiga
Tahap ketigamuncul dari pengaruh datangnya glombang imigran Muslim Syro- Lebanon pada tahun 1920. Ini berlanjut sampai hari ini . LSM Muslim pertama adalah Organisasi Amal Islam yang didirikan pada tahun 1929. Organisasi tetap satu-satunya Lembaga Islam sampai pertengahan 1950 -an ketika kaum Muslim mulai berpikir untuk membentuk organisasi-organisasi lain di daerah lain di negeri ini. Hari ini umat Islam sudah memiliki 80 organisasi di seluruh negeri di samping 100 masjid.

Keadaan Umat Muslim Brasil
Brasil dikenal sangat menjaga hubungan baik dengan orang-orang Arab dan Muslim. Tidak terlibat peperangan dengan negara Muslim atau Arab. Selain itu, Brasil termasuk negara yang berdasarkan kebebasan, hukum, dan hak-hak kewarganegaraan. Arab, Muslim dan non-Muslim, memainkan peran besar dalam kemajuan ekonomi dan politik Brasil. Ada sekitar 10 sd 12 juta warga Brasil berlatarbelakang negara-negara Arab. Mereka menikmati banyak kebebasan.

Kebebasan yang dinikmati oleh orang-orang Arab di Brasil lebih luas dibandingkan dengan negara-negara Amerika Latin lainnya. Ini adalah negara yang mengakui semua sekte dan agama secara sama. Ada banyak organisasi dilindungi oleh negara karena negara menentang segala macam diskriminasi agama.
Bahkan dalam keamanan, di pihak kepolisian ada divisi yang menangani diskriminasi agama di mana setiap orang dapat mengajukan keluhan. Misalnya di Argentina sampai beberapa tahun yang lalu, umat Islam tidak bisa memberikan nama-nama Muslim untuk anak-anak mereka. Pembatasan seperti ini sekarang muncul, tetapi di Brasil hal itu tidak bisa dibayangkan.

Brasil juga memiliki pendirian tegas terhadap dalam hal memperkenalkan langkah-langkah strategis untuk menempatkan orang-orang Arab dan Muslim di bawah pengawasan ketat setelah peristiwa ledakan 9/11. Brasil lebih memilih untuk menangani masalah itu secara rasional dan bijaksana.

itulah ulasan singkat Sejarah Perkembangan Islam di Brasil (Brazil)

Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Brasil
http://www.eramuslim.com/dakwah-mancanegara/muslim-brasil-hasil-kerja-panjang-para-budak-asal-afrika.htm#.Uuc29NKwrIU
http://pcnucilacap.com/islam-dan-perkembangan-umat-muslim-di-brasil


Saturday, March 14, 2015

Penyanyi Rapper Amerika Temukan Kedamaian Dalam Islam

Ketenaran dan kekayaan tidak langsung membuat seseorang bahagia. Hal itupun terjadi pada rapper dengan nama panggung Naopleon. Rapper tersebut bernama asli Mutah yang sebenarnya lahir di tengah keluarga muslim. Sang ayah merupakan Amerika-Afrika Muslim bernama Salek Beale. Ibunya, Aquilleh Beale, merupakan  muslimah asal Poerto Rico.


Namun kedua orang tuanya meninggal saat Mutah baru berusia tiga tahun yang ditembak mati kelompok garis keras. Mutah pun kemudian dibesarkan oleh sang nenek dalam lingkungan nasrani. Bersama keluarga besar, Mutah hidup dalam kemiskinan, pendidikan yang tidak memadai membuat Mutah menjadi pemuda liar. Bahkan pernah menggunakan narkoba dan tertangkap oleh aparat.

Merasa iba dengan sang nenek yang mengurus banyak cucu dengan membanting tulang akhirnya Mutah ingin merubah nasibnya. Bermula dari pengalaman menjadi rapper jalanan selama bertahun-tahun, Mutah kemudian dipertemukan dengan Tupac Shakur.

"Tupac mengajakku untuk bergabung dengan grup Outlawz dan dari grup itulah aku langsung menjadi seleb," ujarnya dikutip dari Majalah Weekend Trust. 

Setelah menjadi penyanyi, kehidupannya pun berubah. hidup glamor di dunia hiburan pun menjadi rutinitas Mutah. Ia akhirnya dapat memberikan hidup layak bagi sang nenek. Namun apa yang terjadi, Mutah justru tak merasa bahagia. "Apakah ini adalah tujuan akhir hidupku," pertanyaan yang selalu menjadi beban benak pria kelahiran New Jersey tersebut.

Hingga suatu hari ia mendapat banyak masalah, sang nenek meninggal dunia dan tak lama kemudian, Tupac yang menaungi grup rapnya pun meninggal dunia dengan targis.

Penyanyi Rapper Amerika Temukan Kedamaian Dalam Islam
Mutah (foto:google image)
"Aku bertanya-tanya, mengapa segala sesuatu pergi satu per satu? Mengapa semua orang yang memberiku harapan pergi satu per satu. Aku bertanya pada diri sendiri, Apakah ini benar-benar kehidupan? Apakah semua kekerasan dan sakit yang kurasa selalu ada dalam hidup?" ujar Mutah

Setelah itu hidup Mutah menjadi tak karuan seperti kehilangan semangat hidup. Ia pergi dari klub malam satu ke klub lain. Bahkan pernah memukuli adiknya hingga nyaris tewas dalam kondisi mabuk berat. Saat itulah terdapat seorang muslim berada di lokasi.

"Suatu hari aku terlibat perkelahian dengan adikku. Aku terus memukul kepalanya hingga darah tak berhenti mengucur. Lalu kami ditarik terpisah dan salah seorang bertanya, bagaimana jika saat aku sadar esok hari, aku mendapati adiikku terbunuh dengan tanganku sendiri. Sontak aku pun sadar dan sedih. Orang itu lah yang kemudian mengenalkan saya pada Islam," kisah Mutah.

Kemudian ia penasaran dan mulai mempelajari Islam. Hingga ia menemukan tujuan hidupnya dalam islam. Mutah pun memeluk islam dan ingin menjdi muslim sejati, seorang muslim yang kaffah. Setelah berislam, Mutah meninggalkan profesinya sebagai rapper yang merupakan pilihan sulit. Namun dengan mengikhlaskan diri kepada Allah, Mutah pun meninggalkan dunia musik. 

Saat ini Ia telah pindah ke Arab Saudi dan belajar Islam dengan ulama dan masyayikh Saudi menjadi gurunya. Mutah bahkan seringkali menjadi motivator untuk para mualaf. Kisahnya ini juga difilmkan dalam sebuah dokumenter bertajuk "The Life of an Outlaw".

Sumber referensi:

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/10/02/mu1byq-rapper-asal-amerika-ini-temukan-kedamaian-dalam-islam diakses tanggal 15 februari 2015

Friday, March 6, 2015

Walikota Terbaik di Dunia Tahun 2014 Seorang Muslim

Walikota Terbaik di Dunia Tahun 2014 Seorang Muslim
Naheed Nenshi (foto:www.visitcalgary.com)
Kesuksesan seorang pemimpin dilihat dari meningkatnya taraf hidup masyarakatnya. Inilah yang membuat Naheed Nenshi menjadi walikota terbaik di dunia dan juga karena berperan secara aktif dengan warga Kota Calgary dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia merupakan walikota Muslim pertama di kota Calgary Kanada yang mendapat gelar ini.


Dilansir Dream.co.id, Nenshi lahir di Toronto dan besar di Calgary. Orangtuanya memiliki darah keturunan Tanzania. Pria lulusan Universitas Harvard ini di usia 22 tahun direkrut oleh salah satu perusahaan konsultan terbesar di dunia. Setelah bekerja selama delapan tahun ia mengundurkan diri dan kembali ke tempat tinggalnya di Calgary untuk merawat ayahnya yang sakit. Ia juga tercatat pernah bekerja dengan PBB. Setelah berhenti, ia memulai bisnisnya, serta meraih gelar Profesor di Mount Royal University, Calgary.

Penghargaan walikota terbaik diberikan setiap dua tahun sekali, dengan menyertakan 10 daftar walikota di dunia yang dinilai menonjol dalam hal dukungan publik.

City Mayor Foundation, sebuah lembaga pemantau pemerintahan daerah yang berbasis di London menyatakan Nenshi merupakan walikota panutan bagi sebagian besar warga di kawasan Amerika Utara dan Eropa mengenai tata kelola yang terukur, inklusivitas, serta berpikiran maju.
Selain itu Nenshi juga disandingkan dengan dua walikota terbaik dunia lainnya yaitu Walikota Genth, Belgia, Daniel Termont, dan Walikota Surabaya, Indonesia, Tri Rismaharini.

"Indikator terpenting kesuksesan seorang politisi adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat yang dia wakili," terang Nenshi.

"Ini menunjukkan bentuk keterlibatan masyarakat, sebagai warga negara, untuk membuat kotanya sendiri menjadi tempat terbaik dan memberi kesempatan bagi semua orang," kata Nenshi.


Itulah Walikota terbaik di dunia yang merupakan seorang muslim. Dan tahukah anda bahwa Ibu Risma Walikota Surabaya juga merupakan walikota terbaik pada urutan ke tiga. Kitapun juga harus bangga akan kesuksesan ibu Risma yang telah membuatnya menjadi Walikota terbaik.

Sejarah Perkembangan Islam di Meksiko

masjid meksiko - sejarah perkembangan islam di meksiko
Masjid Dar Al Islam, photo : republika.co.id
Sejara Perkembangan Islam Di Meksiko. Limabelas tahun setelah pemberontakan Zapatista di Chiapas, daerah ini telah mengalami perubaham yang drastis. Salah satu di antaranya munculnya Islam sebagai agama baru di daerah ini. Kaum muslimin, yang terutama terdiri dari warga Indian suku Mayan dan Tzotzil, secara perlahan terus berkembang. Di Negara Bagian Chiapas, Meksiko ini, makin banyak saja warga Indian suku Mayan dan Tzotzil menjadi muslim.

Zidane Zeraoui, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Teknologi Monterrey yang diwawancarai untuk artikel Inside Islam, menjelaskan bahwa sejarah Islam di Meksiko sudah ada sejak sebelum kemerdekaan. Muslim benar-benar datang ke Meksiko di awal periode kolonial sebagai Marranos, atau 'Kristen Palsu,' yang melakukan perjalanan ke Amerika Latin sebagai pengikut Katolik (terpaksa). Mereka secara resmi Katolik, namun masih dipraktekkan agama mereka dalam kehidupan pribadi mereka.

Zeraoui mengungkapkan bahwa ada banyak indikasi migrasi Yahudi dan Muslim awal di Meksiko, seperti di gedung-gedung yang mengungkapkan gaya arsitektur yang disebut "Mudéjar," istilah yang merujuk pada Muslim yang hidup di bawah kekuasaan Kristen di Spanyol.

Zeraoui kepada pewawancara bahwa Monterrey, kota kediamannya, didirikan oleh Marranos, dan bahwa pengaruh Yahudi dan Muslim tetap kuat di kota itu, sebagaimana dibuktikan oleh preferensi penduduk yang lebih menyukai daging kambing, dibanding dengan daging babi. Mereka bahkan memiliki jenis daging yang mereka sebut "Sarassan daging," Sarassan menjadi istilah yang merujuk pada Muslim.

Muslim di Meksiko umumnya berpusat  di empat kota: Tequesquitengo di Morelos, Torreon di Coahuila, San Cristobal de las Casas di Chiapas, dan Mexico City. Di Chiapas, Meksiko, bagian-bagian dari penduduk asli, seperti Maya dan Tzotzils, mereka sekarang  telah memeluk Islam

Kedatangan Muslim Spanyol dan Pengaruhnya di Meksiko
Suku Maya di Meksiko beramai-ramai memeluk Islam sejak Tahun 1996 yang ajaibnya dilakukan Pendakwah dari Eropa bukan dari Arab Saudi atau Asia sebagai Pusat Isam terbesar di Dunia.
Sebanyak 500 penduduk Selatan Meksiko masuk Islam dan diikuti oleh orang-orang meksiko lainnya yang tiap bulan terus bertambah demikian diberitakan Harian Online CATHOLIC.

Sejak saat itu, mulai ada penduduk Meksiko asli yang menjadi pemeluk agama Islam. Kedatangan muslim Spanyol ini, berkaitan erat dengan pecahnya pemberontakan Zapatista di Chiapas, pada tahun 1994. Mereka melihat, kemiskinan di daerah ini akan menjadi lahan subur bagi ajaran Islam.

Sejak kedatangan penjajah Spanyol pada abad ke XVI, kehidupan suku Mayan dan Tzotzil tersisihkan. Mereka hidup dalam kemiskinan, menjadi sasaran penindasan pejabat korup, dan mendapat perlakuan diskriminatif dari kelompok kulit putih dan mestizo, warga berdarah campuran keturunan Eropa dan penduduk setempat. Kecanduan alkohol di kalangan warga Indian, makin menjadi-jadi.

Suku Mayan Menganut Aliran Sunni
Suku Mayan dan Tzotzil termasuk gerakan Murabitun, yang menganut aliran Sunni. Terhadap larangan minum alkohol dan riba pinjama, sikap mereka tegas menolak. Dan hal ini ternyata menarik bagi warga pribumi Chiapas, sebagai pilihan konkret dari kapitalisme. Walaupun demikian Muhammad Amin menekankan, Islam bukan hanya untuk cocok untuk warga pribumi Chiapas.
"Allah tidak membeda-bedakan ras. Islam terbuka bagi semua orang."
Daerah miskin

Molino de los Arcos adalah salah satu daerah pemukiman paling miskin di San Cristóbal de las Casas, kota nomor dua terbesar di Chiapas. Berkat kekayaan sejarah kolonialnya, daerah ini merupakan tujuan wisata populer. Secara etnik, the barrio sepenuhnya tergolong kelompok pribumi, dengan Tzotzil Mayan sebagai bahasa utama.

Setiap hari Jum'at, perlahan bisa kita dengar suara bacaan shalat dalam bahasa Arab. Sekitar duapuluh keluarga muslim Tzotzil, telah menjadikan sebuah bangunan sederhana terbuat dari kayu, berhiaskan tulisan ayat-ayat Al Qur'an, sebagai musholla mereka.

"Ini tempat kami membersihkan jiwa, dan berdo'a pada Allah. Hari ini tidak semua orang datang, mereka harus bekerja," kata imam Salvador Lopez sambil tersenyum. "Kami dalam keadaan baik-baik saja. Jumlah ummat kami masih kecil. Mungkin hanya dua ratus orang saja. Tapi, sedikit demi sedikit, kami berkembang terus."

Aktivis Dakwah Islam dari Spanyol mendominasi di Meksiko dan kini mereka menetap dan mendirikan restoran dan toko-toko pertukangan dan sekaligus berdakwah. Bahkan Pimpinan Islam di Meksiko saat ini merupakan seorang Muslim dari Skotlandia, demikian tulisan Katolik Online.

Islam lebih menyesuaikan diri dengan budaya setempat, dan sangat cepat berubah dari suku yang miskin berangsur-angsur memperbaiki hidup mereka, sejak Islam masuk kesana. Aktivis Islam telah menyebarkan pesan yang Anti Kapitalisme, Liberalisme dan Sekulerisme dan bahwa orang-orang harus kembali kepada kehidupan Muhammad Rasulullah SAW.

Di Meksiko sudah lama ada warga muslim. Tapi, biasanya mereka adalah pendatang dari negeri-negeri muslim di Afrika dan Timur Tengah. Hingga tahun 1995, ketika warga muslim asal Spanyol, di bawah pimpinan Aureliano Pérez datang ke Meksiko, untuk menyebarkan agama Allah ini. 

Berdasarkan pengakuan dari Masyarakat Meksiko sendiri bahwa mereka merasa nyaman dengan ajaran yang mereka peluk saat ini, dan mereka tidak merasa nyaman dengan praktek-praktek Liberal Sekulerisme yang  ada di Eropa dan Amerika saat ini.

Masyarakat Adat Suku Maya Meksiko dengan matang memilih Islam sebagai keyakinan beragama, dan mereka sebagian besar selama ini tidak puas dengan perlakukan Pemerintah yang membuat mereka terbelakang, Islam datang untuk memberikan kedamaian hati dan sekaligus perlawanan. 

Di desa San Cristobal De Las Casas, Muslim setempat telah membangun sebuah Masjid dan mereka berkumpul di sana secara teratur untukmelakukan Sholat lima waktu. Diantara mereka sudah ada yang dibiayai untuk berhaji dan belajar Bahasa Arab agar menjadi Da’I.
Alternatif bagi kapitalisme

sumber referensi :

http://islamicaku.blogspot.com/p/blog-page.html
http://www.voa-islam.com/read/world-world/2013/04/18/24038/pemeluk-islam-di-meksiko-meningkatdari-pembunuh-menjadi-islam-taat/;#sthash.omohkT8J.dpuf

Thursday, March 5, 2015

Sejarah Perkembangan Islam di Argentina

masjid argentina - sejarah masuk islam di argentina
Sejarah perkembangan islam di Argentina. Tidak banyak sumber yang membahas tentang sejarah masuknya islam di Argentina. Kebanyakan sumber masuk islam di Argentina tidak beda jauh dengan sejarah masuk islam di benua amerika yaitu melalui para imigran.

Kedatangan para imigran Muslim pertama di Argentina bersamaan dengan kedatangan para penjelajah berkebangsaan Spanyol dan Portugis di wilayah Argentina. Jumlah imigran Muslim ini terus bertambah setelah Argentina menjadi wilayah koloni Spanyol.

Kaum Muslim Gaucho
Ratu Isabel I dari Spanyol mengultimatum seluruh Muslim Spanyol setelah perang untuk segera memilih dua pilihan. Melepas Muslim menjadi Katholik atau keluar dari tanah Spanyol. Kaum Gaucho bersikukuh. Mereka tetap pada pendirian agamanya, dan memilih berpindah ke tanah Tango

Awal mula masuknya Islam Spanyol di Argentina ini sebenarnya dibawa oleh bangsa Spanyol  yang saat itu berada di bawah kekuasaan Ratu Isabel I dan Raja Ferdinand II. Pada 1492, Alhambra yang saat itu menjadi basis kerajaan Islam terakhir di dunia, diporak-porandakan Isabel dan Ferdinand. Mereka kemudian menghancurkan berbagai peninggalan Bangsa Muslim, kecuali buku-buku tentang pengobatan dan karya seni seperti keramik.

Atas kemenangannya, Spanyol kemudian berekspansi ke seantero dunia. Mereka membawa beberapa peninggalan Islam itu yang kemudian diletakkan di tanah baru. Argentina adalah salah satunya.
Gaucho tak pernah bisa dilepaskan dari keberadaan Islam di Argentina. Meskipun telah punah, Gaucho tetap memiliki tempat tersendiri bagi Muslim di Argentina.

Gaucho hidup di padang rumput sebagai penggembala sapi. Mereka gemar memelihara jenggot, juga senang menggunakan jubah. Kuda kerap menjadi tunggangan mereka. Banyak tradisi mereka yang diserap rakyat Argentina hingga sekarang. Salah satunya yaitu gaya minumnya. Alat untuk minum Gaucho bernama mate yang berisi serbuk herbal, dicampur air hangat, dan diminum secara bergantian sebagai simbol persaudaraan, juga persahabatan. Jika ditawarkan untuk meminumnya, maka kita harus menerima. Jika tidak, sama seperti menolak persaudaraan dan persahabatan.

Kedatangan Kaum Islam di Argentina Periode Ke 2
Kedatangan Muslim ke tanah Argentina dimulai pada pertengahan Abad-19. Imigrasi pertama datang dari Syria sekira 1850 sampai 1860. Mereka mencari penghidupan yang lebih baik dibandingkan di bawah kekaisaran Ottoman yang pada saat itu cenderung otoriter.

Gelombang imigrasi berikutnya datang di antara tahun 1870 pada saat Perang Dunia I. Di antara rentang tahun 1919 dan 1926 para imigran itu datang lagi. Saat itu kekuatan negara Barat sedang getol-getolnya menancapkan pengaruh kolonialisasi di Timur Tengah, yang dulunya berada di bawah kekaisaran Ottoman.

Di antara imigran Arab yang terkenal adalah keluarga Menem, yang berasal dari Suriah dan pemeluk Islam. Mantan presiden Argentina, Carlos Menem, merupakan salah satu keturunan keluarga imigran Suriah ini. Meski leluhurnya adalah pemeluk Islam, ia sendiri merupakan seorang penganut Katolik Roma. Karena faktor agama inilah, Carlos Menem diizinkan untuk ikut mencalonkan diri sebagai presiden Argentina. Dalam aturan konstitusi yang berlaku, presiden Argentina haruslah seorang pemeluk Katolik Roma. Namun, aturan ini dihapuskan dalam reformasi konstitusi tahun 1994.

Diperkirakan, saat ini terdapat sekitar 3,5 juta penduduk Argentina keturunan Arab. Para keturunan Arab Argentina ini tidak hanya memeluk agama Islam, tetapi juga pemeluk Kristen dan Yahudi. Bahkan, bisa dikatakan sebagian besar keturunan imigran Arab ini adalah orang Kristen serta Yahudi, dan mungkin hanya kurang dari seperempat keturunan imigran Arab yang benar-benar Muslim. Giat Mempelajari Akhlak Rasulullah

Sumber referensi:
http://squadpost.com/menyibak-islam-di-argentina/#sthash.bbGy4Ti5.dpbs
http://studyclubtogether.blogspot.com/2010/07/islam-di-argentina.html

Tuesday, March 3, 2015

Sejarah Perkembangan Islam di Chile (Chili)

masjid assalam - sejarah perkembangan islam di chili
Sejarah masuk islam di Negara Chile. Sedikitnya referensi tentang proses masuk islam di chile membuat saya hanya bisa membahas sedikit tentang proses masuknya islam di Chile. Chili, kadang-kadang dieja sebagai Chile, Cili, atau Cile, adalah sebuah negara berdaulat di Benua Amerika, terletak di bagian tenggara Amerika Selatan. Nama resmi negara ini adalah Republik Chili (bahasa Spanyol: República de Chile), dengan ibu kota dan pusat pemerintahan di Kota Santiago. Menurut Chronicles of Sejarah Chili oleh Aurelio Díaz Meza, ada seorang pria dalam ekspedisi penemunya Diego de Almagro, bernama Pedro de Gasco yang merupakan Morisco, atau muslim dari Spanyol yang dipaksa untuk mengkonversi dari Islam ke Katolik. Kedatangan Moriscos ditutupi oleh sejarah tetapi, baru-baru sarjana sejarah Chili telah mulai mengakui warisan Moor negara dan dampaknya pada perkembangan budaya Chili dan identitas.
Hal ini diketahui bahwa pada 1854 dua orang Turki tinggal di negeri ini, situasi yang diulang dalam sensus tahun 1865 dan 1875. Negara asal mereka tidak diketahui, hanya bahwa mereka penduduk asli dari beberapa wilayah Kekaisaran Ottoman besar, dan ini diikuti dua tahun kemudian oleh gelombang besar pertama Muslim untuk Chili mulai tahun 1856, dengan kedatangan imigran Arab dari Kekaisaran Ottoman wilayah yang terdiri dari, Suriah hari ini Libanon dan Palestina.

Menurut sensus 1885, jumlah orang Turki telah meningkat menjadi 29%, tetapi tidak ada informasi yang tepat mengenai asal mereka dan iman mereka, karena agama tidak termasuk dalam sensus itu. Namun, sensus 1895 tercatat adanya 76 kebangsaan Turki, 58 dari mereka Muslim, yang terutama terkonsentrasi di utara Chili pada Tarapacá, Atacama, Valparaiso, dan Santiago. Dalam sensus 1907, penduduk Muslim dilaporkan telah meningkat menjadi 1.498 orang, semuanya orang asing. Mereka 1.183 pria dan 315 wanita, hanya mewakili 0,04 persen dari populasi, meskipun tercatat sebagai persentase tertinggi umat Islam dalam sejarah Chili. Pada tahun 1920 sebuah sensus baru menunjukkan bahwa jumlah umat Islam telah turun menjadi 402, dengan 343 pria dan 59 wanita. Angka terbesar berada di Santiago dan Antofagasta, dengan 76 di setiap provinsi. Angka-angka sensus terbaru dari 2002 menemukan total 2.894 Muslim tinggal di Chile (0,03% dari populasi di atas 15), 66% di antaranya adalah laki-laki. Sensus sebelumnya 1992 tidak memasukkan Islam sebagai suatu aternative.


Sekitar tahun 1914 islam kembali masuk ke chile dan umumnya berasal dari syria, palestina dan libya. Kedatangan mereka ke chile akibat dari tekanan imperium turki yang saat itu berkuasa ( sekitar tahun 1800 – 1900 ). Namun yang datang sebenarnya bukan semata-mata seluruhnya muslim tapi juga mereka yang beragama Kristen.

Mereka yang tertekan pada saat kekuasan imperium turki, pergi ke amerika serikat,  diantaranya  ada yang menetap di AS,  sebagian lagi kemudian meneruskan perjalanan melalui kapal laut menuju chile, brazil, venezuela dan mexico. Pendatang ke chile  diantaranya juga  datang  dari argentina dengan mengendarai keledai. Setiba di chile, para pendatang dimaksud bersosialisasi, berasimilasi dengan penduduk setempat. Banyak lelaki muslim yang masih muda, menikah dengan wanita2 chile (chilena) yang pada saat itu  masih sangat mempertahankan tradisi mereka yaitu beragama katholik, terjadilah kawin campur yang kemudian melahirkan anak-anak yang beragama katholik.

Di Santiago, institusi Islam pertama di Chile, Masyarakat Muslim Uni Chili (Sociedad Uni Musulmana), didirikan pada tanggal 25 September 1926. Kemudian, pada tanggal 16 Oktober 1927, Masyarakat AIDS Mutual dan Amal Islam didirikan. Dengan sensus 1952, jumlah Muslim telah meningkat lagi untuk 956. Mayoritas tinggal di Santiago, dengan sisa penduduk yang tersebar di provinsi Antofagasta, Coquimbo, Valparaíso, O'Higgins, Concepción, Malleco, Cautín dan Valdivia, tanpa organisasi yang jauh di antara mereka. Jumlah mereka menurun lagi, sehingga pada tahun 1960 hanya ada 522, dengan mayoritas dari 209 yang tinggal di Santiago. Satu dekade kemudian, jumlah umat Islam meningkat menjadi 1.431.Namun, sensus tidak menunjukkan apakah mereka adalah laki-laki atau perempuan, warga negara atau asing. Meskipun demikian, mereka tersebar di seluruh negeri.

Tahun 1985 para  pemuda keturunan komunitas muslim arab yang berjumlah sekitar 50 orang membentuk satu perkumpulan sociedad musulman untuk mencari informasi tentang para keluarga yang muslim (no telepon, alamat rumah dll). Dengan kegigihan para anak muda yang didukung oleh para orang tua yang masih mempertahankan kepercayaan islam, mencari bantuan dana untuk membangun mesjid di santiago.
Pada tahun 1988, pembangunan masjid bernama Santiago Mezquita As-Salam ini diprakarsai oleh Syekh Taufiq Rumie ', yang telah memimpin komunitas Muslim selama lebih dari enam puluh tahun. Sedikit demi sedikit bantuan dana diperoleh, dikumpulkan, diantaranya dari donatur berkebangsaan arab dan pakistan . Masjid ini selesai pada tahun 1989 dan diresmikan oleh seorang pangeran dari Malaysia pada tahun 1996, dan itu dilaporkan bahwa pada akhir 1980-an, beberapa Chili adat juga masuk Islam, dengan jumlah meningkat setelah selesainya masjid. Populasi Muslim meningkat dengan adanya perdagangan asing dan investasi dari negara-negara Muslim. Banyak pengusaha Malaysia dan keluarga mereka menetap Chile setelah peresmian masjid oleh pangeran Malaysia. Karena gangguan eksternal, dan terutama untuk penguatan Syiah Islam oleh sebagian besar bantuan Iran pada tahun 1996, mereka meresmikan Centro de Cultura Islamica, di Las Condes, Santiago, di mana mereka konsolidasi komunitas Syiah Muslim yang sebagian besar tiba di Chile di abad ke-19. Sebagian besar Muslim Syiah Chili adalah berkebangsaan Iran, mereka masih dapat berbicara bahasa Persia dan / atau bahasa Iran lainnya, selain dari bahasa Arab dan Spanyol. Pada tahun 1997, pengecer Pakistan membeli tanah untuk pembangunan Masjid Bilal dan madrasah di Iquique, yang selesai pada tahun 1999. Setelah kematian Syekh Taufiq Rumie 'pada tahun 1998, Usamah Abu Gazaleh terpilih Imam masjid setelah melewati Taufiq Rumie'.

Terwujud sudah mimpi para pemuda yang sejak tahun 1985 menginginkan adanya persatuan muslim dan memiliki rumah ibadah atau mesjid. Dengan berdirinya mesjid as-salam diharapkan mesjid bukan hanya tinggal sebagai tempat ibadah, namun juga sebagai tempat untuk mendidik anak-anak muslim generasi baru untuk belajar lebih banyak tentang islam, membaca al-quran, dan lain-lain. Untuk hal dimaksud dalam satu tahun ada sekitar tiga kali dipanggil guru dari pakistan, india dan afrika selatan untuk mengajar tentang islam di mesjid as-salam. Saat ini diperkirakan ada sekitar 3.000 muslim yang tinggal di chile.

Pimpinan komunitas islam chile giat memperkenalkan islam kepada masyarakat chile, mengadakan dialog dengan berbagai agama kalangan, termasuk pernah mengadakan dialog dengan presiden bachelet, kalangan gereja, universitas, pemerintahan, politisi, militer, masyarakat umum dan lain lain, bukan dengan maksud untuk mengislamkan mereka namun menyampaikan informasi tentang islam yang benar, mengingat adanya informasi bias mengenai islam yang diterima dari media, juga dikaitkan dengan osama bin laden, teorisme, dan segala bentuk kekerasan.

Pimpinan komunitas islam di chile juga meminta agar aksi-aksi diskriminasi terhadap muslim dihilangkan, seperti dibolehkan mengenakan hijab (kerudung) di sekolah, dikantor dan dimana saja, adanya undang2 untuk hari libur islam, merayakan hari keagamaan di istana la moneda seperti yang dilakukan oleh agama kristen.

Sekilas masih ada perbedaan pendapat dalam hal permintaan keinginan untuk undang-undang hari libur keagamaan (islam) dari kalangan komunitas muslim di chile, dan permintaan untuk dapat merayakan hari keagamaan di istana moneda. Satu sisi tidak menginginkan hal tersebut karena dikhawatirkan akan ada unsur-unsur politik didalamnya, mereka lebih cenderung bila pemerintah sendiri yang memiliki inisiatif untuk merealisasikan hal tersebut, bukan karena diminta oleh komunitas muslim.

Sumber referensi :
http://badriahips.blogspot.com/2011/11/sejarah-islam-di-chili.html

http://kikireza.wordpress.com/2012/06/04/sekelumit-tentang-islam-di-chile/
Sumber : Bapak Fuad Musa, Presiden Pusat Kebudayaan Islam Santiago, Chile , yang disampaikan pada tanggal 24 mei 2012