Showing posts with label sahabat rasul. Show all posts
Showing posts with label sahabat rasul. Show all posts

Saturday, March 7, 2015

Sejarah Kisah Bilal bin Rabah dan Adzan Terakhirnya

Sejarah Kisah Bilal bin Rabah dan Adzan Terakhirnya
Ilustrasi Bilal bin Rabah (foto:google image)
Sejarah Kisah Bilal dan Kumandang Adzan Terakhirnya. Bilal bin Rabah adalah seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (Ethiopia) yang memeluk agama Islam ketika masih masih menjadi budak. Namun ketika keislaman Bilal diketahui oleh majikannya, Bilal-pun terus disiksa setiap hari agar ia meninggalkan islam. Sehingga suatu hari Abu Bakar memerdekakan Bilal dan iapun menjadi sahabat paling setia Rasulullah SAW.


Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa Rasulullah saw pernah bermimpi mendengar suara terompah Bilal di surga. Ketika hukum syariat adzan diperintahkan oleh Allah orang yang pertama kali disuruh oleh Rasulullah untuk mengumandangkannya adalah Bilal bin Rabah, ia dipilih karena suara Bilal sangat merdu.

Wafatnya Rasulullah, membuat Bilal dilanda kesedihan yang mendalam. Suatu ketika Khalifa Abu Bakar meminta Bilal untuk menjadi muadzin kembali, namun dengan perasaan yang masih sedih Bilal berkata : ”Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi."

Sepeninggalan Rasulullah SAW masih terasa di hati Bilal ia pun meninggalkan Madinah mengikuti pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria.

Setelah tingga lama di Syria, Bilal tidak pernah mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Rasulullah hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya: "Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?".

Ia pun bangun dan segera mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan ke Madinah guna berziarah ke makam Rasulullah. Setiba di Madinah, Bilal tidak dapat menahan rindu dan kesedihannya pada Rasulullah SAW. Kemudian datang cucu Rasulullah Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Rasulullah tersebut.
Salah satu cucu Rasulullah SAW berkata kepada Bilal: "Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami."

Umar bin Khattab yang saat itu sebagai Khalifah juga memohon kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja. Bilal pun memenuhi permintaan itu. Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Rasulullah masih hidup.

Mulailah dia mengumandangkan adzan. Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.

Ketika Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illallah, seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.
Dan saat bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan.

Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Rasulullah, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada Rasulullah diantara mereka.
Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah Rasulullah wafat. Adzan yang tak bisa dirampungkan.

Subhanallah, sungguh kisah yang sangat mengharukan betapa cintanya Bilal kepada Rasulullah SAW. sampai saat saya menuliskan kisah ini saya merasakan merinding sambil terharu.

Sumber referensi:
https://www.facebook.com/KomunitasOneDayOneJuz/posts/10153637846057785 diakses tanggal 7 maret 2015
http://id.wikipedia.org/wiki/Bilal_bin_Rabah diakses tanggal 7 maret 2015

Thursday, March 5, 2015

Sejarah Singkat Khalid bin Walid Sang Pedang Allah Yang Terhunus

Sejarah Singkat Khalid bin Walid Sang Pedang Allah Yang Terhunus
Ilustrasi Khalid bin Walid (photo:apkdownloadpro)
Sejarah singkat kisah Khalid bin Walid sang Pedang Allah yang Terhunus. Khalid ibn al-Walid atau sering disingkat Khalid bin Walid ialah seorang panglima perang masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Beliau sangat terkenal dan ditakuti di medan perang sehingga mendapat julukan Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang terhunus).


Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam dan termaksud anggota suku Banu Makhzum yang pada waktu itu melawan Nabi Muhammad, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat.

Menentang Islam

Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol di antara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri di garis paling depan dalam penggempuran terhadap islam. Sejak kecil Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Yang membuat Khalid makin disegani adalah ketika ia berhasil memukul mundur pasukan muslim saat pertempuran Uhud.

Memeluk Islam

Awalnya Khalid bin Walid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Pada saat Pertempuran Uhud, Khalidlah yang melihat celah kelemahan pasukan Muslimin yang menjadi lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan turun dari Bukit Uhud dan menghajar pasukan Muslim pada saat itu. Tetapi setelah perang itulah Khalid mulai masuk Islam.

Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya.
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid diamanahkan untuk memperluas wilayah Islam dan membuat kalang kabut pasukan Romawi dan Persia. Pada tahun 636, pasukan Arab yang dipimpin Khalid berhasil menguasai Suriah dan Palestina dalam Pertempuran Yarmuk, menandai dimulainya penyebaran Islam yang cepat di luar Arab.

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, Khalid diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi duta besar. Hal ini dilakukan oleh Umar agar Khalid tidak terlalu didewakan oleh kaum Muslimin pada masa itu.

Karir

Semasa kariernya, ia merupakan salah satu panglima perang penting yang tidak terkalahkan dan terkenal sebagai panglima tertinggi pada masa Nabi Muhammad dan penerus-penerusnya. Dibawah kepemimpinan militernya lah Arabia untuk pertama kalinya dalam sejarah membentuk entitas politik yang bersatu, Kekhalifahan.

Dia tak terkalahkan lebih dari seratus pertempuran termasuk melawan Kekaisaran Byzantium, Kekaisaran Sassanid, dan sekutu-sekutu mereka termasuk juga suku-suku Arab di luar kekuasaan Khalifah. Pencapaian strategis dia ialah penaklukan Arab, Persia Mesopotamia dan Suriah Romawi hanya dalam waktu empat tahun pada tahun 632 ke 636. Kemenangan-kemenangan yang terkenal darinya ialah kemenangan telak pada beberapa pertempuran yaitu :

1. Pertempuran Yamama
2. Pertempuran Ullais
3. Pertempuran Firaz
4. Pertempuran Walaja
5. Pertempuran Yarmuk.

Awalnya khalid ialah orang yang memiliki peran penting dalam kemenangan orang Mekkah melawan orang Muslim dalam Pertempuran Uhud. Setelah terjadinya Perjanjian Hudaibiyyah, ia kemudian menjadi mualaf dan bergabung dalam beberapa ekspedisi Nabi Muhammad SAW. ia banyak mengikuti berbagai peperangan seperti Pertempuran Mu'tah. Pernah memimpin pasukan Madina masa Khalifa Abu Bakar dalam Perang Ridda, menaklukan Arabia tengah dan menaklukan suku-suku Arab. Dia menaklukkan Negara Satelit Arab Sasanid yaitu Al-Hirah, serta mengalahkan Pasukan Sasanid Persia dalam penaklukan Irak (Mesopotamia) dan menaklukkan Siria Romawi dan Negara Boneka Bizantium Arab yaitu Ghassanid.

Latihan Pertama

Keluarga Khalid merupakan orang yang terpandang seperti Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya. Hal ini memberikan dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan paman-pamanya. Khalid ingin agar menjadi orang yang dapat mengatasi teman-temannya di dalam hal adu tenaga. Dari situlah ia kemudian masuk kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Ia mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Tidak hanya itu ia juga mempelajari hal memimpin angkatan perang.

Sumber referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Khalid_bin_Walid diakses tanggal 5 maret 2015