Showing posts with label Nabi dan Rasul. Show all posts
Showing posts with label Nabi dan Rasul. Show all posts

Tuesday, April 7, 2015

Sejarah Kisah Nabi Hud dan Kaum Aad

Sejarah Kisah Nabi Hud dan Kaum Aad. Nabi Hud as merupakan keturunan dari Sam bin Nuh (Cucu Nabi Nuh) yang diutus oleh Allah untuk menyebarkan ajaran islam kepada kaum Aad. Sama seperti kaum sebelumnya, kaum aad juga tidak mengakui Allah SWT sebagai pencipta alam semesta. Kaum Aad malah menyembah berhala yang diberi nama Shamud, Shada, Alhattar dan Al-Haba. Berbagai kenikmatan dan keistimewaan diberikan Allah untuk kaum ini, seperti bentuk tubuh yang sempurna, kuat dan kemampuan untuk membuat bangunan-bangunan rumah megah (istana) dan benteng-benteng yang kokoh. Selain itu kekayaan alam juga diberkahi pada kaum ini, melalui tanah yang subur, air yang mengalir serta tanaman beraneka ragam yang dikelola sebagai mata pencaharian kaum Aad.


Aad adalah suku terlama yang hidup dan tinggal di jazirah arab di sebuah wilayah yang dikenal dengan nama “Al-Ahqaf”. Wilayah ini terletak diantara Yaman dan Umman. Kaum Aad tinggal disekitar kebun-kebun indah yang mereka buat sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka juga mengembangkan binatang ternak untuk menunjang kehidupan mereka. Berkat kesuburan dan kekayaan tanaman yang mereka miliki, menjadikan kaum Aad berkembang sebagai suku terbanyak dikalangan suku-suku kecil lainnya.

Dakwah Nabi Hud as Pada Kaum Aad

Nabi Hud memulai dakwahnya dengan mengajak kaumnya untuk melihat ke sekeliling mereka. Apa yang mereka rasakan saat ini berupa tanaman yang subur, air yang mengalir jernih dan ternak yang tumbuh semakin banyak adalah kenikmatan yang bersumber dari Allah SWT. Sehingga Allah SWT yang harus disembah, bukan patung-patung yang mereka buat sendiri dan mereka anggap sebagai sumber kebahagiaan.

Nabi Hud menyampaikan pada kaum Aad bahwa beliau adalah utusan Allah yang akan menuntun mereka ke jalan yang lurus. Mempercayai keagungan Allah adalah salah satu ajakan nabi Hud, beriman pada Allah yang menciptakan alam semesta, bisa mematikan dan menghidupkan kembali makhluk serta dapat menambah dan mengurangi rezeki Allah akan menghidupkan manusia setelah kematian datang untuk dimintai pertanggungjawaban atas amal semasa hidup dimuka bumi. Bagi manusia yang beramal baik maka ada ganjaran surga yang dijanjikan Allah SWT. Sebaliknya, ganjaran neraka bagi manusia yang beramal buruk selama hidup di dunia. Kaum Aad tidak mempercayai ajaran yang disampaikan nabi Hud, bahkan mencemooh dengan mengatakan : “bagaimana mungkin orang yang mati bisa dihidupkan kembali, itu hanya omong kosongmu saja, manusia hidup hanya satu kali. Susah senang hanya di bumi saja. Jika sudah mati ya sudah, tidak ada urusan lagi.”

Ajaran nabi Hud mengajak kaumnya untuk kembali ke jalan lurus, seperti firman Allah dalam Al-Qur’an : “kepada kaum ‘Aad (kami utus) saudara mereka, Hud. Ia berkata : ” Hai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-ngadakan saja” (QS. 11 : 50). Dalam ayat lain Nabi Hud As bekata “Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi usahaku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan-nya?” (QS 11 : 51).

Apa yang disampaikan kepada kaum Aad melalui firman-firman Allah tersebut tidak membukakan pintu hati mereka  untuk kembali ke jalan yang lurus. Namun semakin menjadi durhaka dan terus menyembah berhala. Mereka mencaci Nabi Hud, tidak menerima Nabi Hud sebagai utusan Allah bahkan mengejeknya sebagai orang yang bodoh, aneh dan tidak berakal. Kemaksiatan, kekufuran dan Kedurkahan semakin merajalela dikaum tersebut.

Azab Allah terhadap Kaum Aad

Perlakuan kaum Aad terhadap Nabi Hud dan kekufuran yang semakin banyak terjadi, maka Allah SWT menurunkan azab melalui dua tahap :

Azab Pertama

Allah memberikan musim kemarau berkepanjangan selama tiga tahun yang menyebabkan kekeringan dan kerusakan pada ladang dan kebun yang mereka banggakan. Dalam situasi sulit ini, nabi Hud masih berupaya mengingatkan pada kaumnya bahwa apa yang terjadi ini adalah teguran dan sebuah awal dari siksaan dari Allah SWT. Nabi Hud mengajak kaum Hud untuk segera bertobat dari kesesatan dan memohon ampunan dari Allah SWT dari perbuatan kafir. Nabi Hud berusaha meyakinkan mereka, jika kalian meminta pertolongan kepada Allah niscaya bencana kekeringan ini akan berakhir.

Nabi Hud memperingati kaum Aad dengan berkata : “ Hai kaumku, mohon ampunlah engkau kepada Allah dan bertaubatlah kepada-NYA. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan menambahkan kekuatan kepadamu dan janganlah kalian berpaling dengan berbuat dosa”. Namun peringatan Nabi Hud dijawab oleh mereka : “Hai Hud! Kamu tidak akan mendatangkan suatu bukti yang nyata dan kami tidak akan sekalipun meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu itu. Kami sama sekali tidak akan mempercayaimu!”. Penolakan mereka terhadap ajaran agama Allah yang telah diwahyukan melalui nabi Hud mendapatkan balasan dengan munculnya azab yang selanjutnya.

Azab Kedua
ilustrasi azab kaum Aad Nabi Hud
ilustrasi badai
Allah menurunkan azab yang akan memusnahkan kaum durhaka ini melalui gumpalan awan dan mega hitam yang sangat tebal tepat diatas kaum Aad. Gumpalan awan hitam ini disambut dengan gembira oleh kaum Aad, mereka menganggap gumpalan hitam itu adalah tanda-tanda akan segera turun hujan. Sebagaimana azab pertama, kaum Aad mengalami kekeringan yang merusak ladang mereka. Sehingga mereka mengira bahwa gumpalan awan tersebut menandakan akan turun hujan deras yang akan membasahi kebun dan ladang mereka. Melihat sikap kaum Aad Nabi Hud berkata : “Mega hitam ini bukanlah mega dan awan rahmat bagi kalian, namun mega hitam yang akan membawa kehancuran bagi kalian sebagai balasan Allah terhadap apa yang telah kujanjikan dan kalian menanti untuk membuktikan kebenaran kata-kataku yang selalu kalian ingkari”.

Tidak lama kemudian terjadilah apa yang telah dikatakan oleh nabi Hud, maka turunlah hujan dari mega dan awan hitam tersebut. Namun bukan hujan yang dapat menyuburkan tanaman mereka, melainkan menghancurkan dan merusak kebun dan ladang mereka. Akibat dari kekufuran kaum Aad sangatlah mengerikan, angin topan disertai bunyi gemuruh yang merusak dan menghancurk bangunan-bangunan kuat serta rumah-rumah besar yang mereka bangun. Angin topan juga membinasakan binatang-binatang ternak yang mereka pelihara. Kondisi kaum Aad saat itu menjadi sangat panik, mereka berlari menyelematkan diri masing-masing mencari perlindungan. Namun tidak ada satupun kaum durhaka yang selamat dari azab Allah. Mereka diratakan oleh tanah, hanya sedikit dari kaum Aad yang mau beriman dan menjadi pengikut nabi Hud selamat dari badai hujan dan angin topan.

Setelah keadaan kembali membaik dan tanah Al-Ahqaf menjadi kembali tenang dari Kaum Aad yang durhaka, maka pergilah Nabi Hud meninggalkan tempat ini dan berhijrah menuju Hadramaut. Tempat Beliau menghabiskan sisa hidupnya sampai kemudian Beliau wafat dan dikebumikan disana. Sampai sekarang makam Beliau masih sering dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai macam daerah terutama pada bulan Sya’ban. Makamnya  terletak diatas bukit di sebuah desa yang berjarak kurang dari 50 km dari kota Siwun.

DAFTAR BACAAN
Buku :
Burhan Rahimsyah. Kisah Teladan 25 Nabi & Rasul (Surabaya : Amelia.2001)
Website :
Wikipedia dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Hud, Diakses tanggal 06 Mei 2014
Cerita Nabi Hud AS Berdakwah untuk  Kaumnya Bernama Aad dalam http://ceritaislami.net/cerita-nabi-hud-as-berdakwah-untuk-kaumnya-bernama-aad/ . Diakses tanggal 06 Mei 2014

Saturday, April 4, 2015

Sejarah Kisah Nabi Nuh dan Bahtera Raksasa

Sejarah Kisah Nabi Nuh dan Bahtera Raksasa. Dalam perkembangan sejarah Kenabian, ada 25 Nabi dan Rasul yang menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari. Semua Nabi dan Rasul memiliki keistimewaan masing-masing dalam menebarkan ajaran Agama Islam disetiap wilayah. Bahkan ada yang memiliki mukjizat yang sangat luar biasa, seperti yang terjadi pada Nabi Nuh memiliki kekuatan bersama pengikutnya untuk membuat bahtera raksasa yang menyelematkan umat-NYA dari bencana Banjir.

Silsilah Nabi Nuh as

Nabi Nuh merupakan Nabi ketiga setelah Nabi Adam, Syits dan Idris serta keturunan kesembilan dari Nabi Adam as. Beliau juga merupakan nabi pertama yang diutus Allah ke muka bumi, karena nabi Adam, Syits dan Idris hanya sebagai nabi saja bukan sebagai Rasul dan tidak memiliki kaum/umat. Nuh diangkat menjadi Nabi sekitar tahun 3650 SM, yang tinggal di sekitar wilayah Irak. Nabi Nuh diangkat sebagai Rasul pada usia 450 tahun dan wafat pada diusia 950 tahun. Dengan demikian Nabi Nuh menyiarkan dakwah pada umatnya sekitar 500 tahun. Meskipun demikian hanya sedikit umatnya yang selamat dari bencana air bah, yakni kurang dari seratus orang.

Dalam  Al-Qur’an disebutkan bahwa nabi Nuh memiliki empat orang putra bernama : Kan’an, Yafet, Sam, dan. Dalam penulisan sejarah lainnya, hanya ketiga Putra Nabi Nuh yang disebutkan yakni, Sam, Ham dan Yafet.

Kan’an Bin Nuh

Dari keempat putranya, hanya tiga orang yang disebutkan dalam sejarah keislaman, karena ketiga putranya tersebut taat pada ajaran yang dibawa oleh Ayahnya. Sedangkan Kan’an tidak taat terhadap ajaran agama Allah. Sehingga Kan’an tewas diterjang air Bah yang juga menewaskan kaum kafir lainnya. Hasan Al-Basri menyebutkan bahwa Kan’an merupakan anak tiri nabi Nuh dari istrinya yang durhaka.

Yafet Bin Nuh

Menurut Ibnu Thabrani Yafet Bin Nuh memiliki istri Yafith bernama Arbasisah binti Marazil bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Yafet memiliki  tujuh orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan, yaitu Gomer, Marihu, Wa’il, Hawwan, Tubal, Hawshil dan Thiras. Anak perempuan dari Yafet adalah Shabokah.

Sam Bin Nuh

Menurut Ibnu Thabrani Sam Bin Nuh memiliki istri bernama Shalib binti Batawil bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Sam menurunkan Arfaqsyad, Asshur, Lud, Elam, dan Aram.

Ham Bin Nuh

Menurut Ibnu Thabrani Ham Bin Nuh memiliki istri bernama Nahlab binti Marib bin al Darmasil bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam. Darinya Ham memiliki keturunan 4 putra yaitu, Kush, Put, Kanaan dan Qitbhy atau Misraim.

Ajaran dan Permintaan Nabi Nuh as

Nabi Nuh diutus dalam sebuah masyarakat yang menyembah berhala yang mereka buat sendiri seperti patung dan dianggap sebagai patung yang memiliki kekuatan ghaib. Mereka menamakan patung tersebut dengan beraneka nama, seperti : Wadd, Suwa, Yaguts, Ya’qud dan Nasr. Dalam menyebarkan dakwahnya Nabi Nuh merupakan pribadi yang sabar dan pandai. Nabi Nuh mengajak umatnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah SWT. Nabi nuh juga menyampaikan kabar mengenai adanya jaminan surga bagi umatnya yang taat pada ajaran agama Allah, dan jaminan neraka bagi mereka yang melanggar perintah Allah.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa nabi Nuh menjadi nabi selama kurang lebih  500 tahun. Dalam waktu selama itu, nabi Nuh belum mampu menyadarkan kaumnya dari sifat sombong, congkak, durhaka dan menyembah berhala, kecuali bagi sekelompok kecil kaumnya. Dalam dakwahnya, Nabi Nuh mendapatkan hinaan, cemoohan, penghinaan dari kaum kafir. Kaum nabi Nuh yang sebagian besar berasal dari fakir miskin, sehingga nabi Nuh menghadapi banyak rintangan dalam menyebarkan ajaran agama Allah. Kesulitan yang dihadapi oleh Nabi nuh, menyebabkan turunnya firman Allah SWT : “sesungguuhnya tidak akan ada seorangpun dari suatu kaum yang mengikutimu dan beriman kecuali mereka telah mengikutimu dan beriman terlebih dahulu, maka janganlah engkau bersedih hati terhadap apa yang telah mereka telah perbuat”.

Setelah dakwahnya menghadapi jalan buntu, maka Nabi Nuh meminta kepada Allah SWT : Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang itu tinggal diatas permukaan bumi. Sesungguhnya Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesastka hamba-hamba-MU, dan mereka tidak akan melahirkan, selain anak yang akan berbuat maksiat  kepadaMU. Doa dari nabi Nuh ini dikabulkan oleh ALLAH SWT, permintaannya dipenuhi dan akan diturunkan sebuah bencana air bah yang akan menewaskan semua kaum kafir.

Bencana Air Bah dan Kapal Nabi Nuh as

Setelah nabi Nuh berdoa untuk kaumnya, Allah memberikan petunjuk agar nabi Nuh membuat kapal besar agar dapat memuat umat yang mengikuti ajaran-NYA. Sedangkan mereka yang ingkar dan kafir akan diterpa bencana banjir yang luar biasa besar, sehingga tidak akan ada satupun yang akan selamat.
Nabi nuh bersama pengikutnya dan mulai membuat kapal besar dengan  mengumpulkan bahan-bahan dari  pohon yang telah ditanam selama empat puluh tahun lamanya. Melalui wahyu ALLAH menuntun nabi Nuh membuat kapal besar yang tahan dari angin topan dan banjir. Kapal yang dibuat nabi Nuh ini dianggap sebagai angkutan laut pertama dan terkuat di dunia. Nabi Nuh membuat kapal tersebut di luar kota yang jaraknya jauh dari keramaian, agar bisa dengan tenang membuat kapal.

 Meskipun sudah memilih tempat jauh dari keramaian, tetap saja kaum kafir masih menghina dan mengejek apa yang dilakukan nabi Nuh as. Kaum kafir mengatakan : “Wahai Nuh, sejak kapan kamu menjadi pembuat kapal dan tukang kayu?, Bukankah awalnya Kau mengaku sebagai nabi dan Rasul, mengapa sekarang menjadi Tukang Kayu?”. Sambil tersenyum nabi Nuh menjawab “Baiklah, tunggu saja saatnya, jika kalian mengejek kami  maka tibalah masamu akan untuk mengetahui untuk apa kapal ini dibuat. Tunggulah azab Allah akan menimpamu”.

Nabi Nuh dan pengikutnya sangat rajin membuat kapal tidak mengenal siang dan malam mereka terus bekerja. Setelah selesai membuat kapal, nabi nuh menerima Wahyu dari Allah : “Bersiap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintahKU dan terlihat tanda-tanda dariKU, maka segeralah bawa bersama kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap makhluk hidup yang ada diatas bumi dan berlayarlah atas seizinKU.” Setelah menerima wahyu tersebut, beberapa lama kemudian nabi nuh bersama pengikutnya yang beriman memasuki kapal, maka langit berubah menjadi gelap. Mendung hitam tebal sekali menyelimuti langit, angin kencang mulai muncul. Bersamaan dengan itu turunlah hujan lebat, air dari dalam bumi mencuat ke permukaan.

Hujan turun sedemikian lebatnya mengakibatkan seluruh kota tergenang air dan membuat daratan rendah dan tinggi bahkan gunung-gunung tinggipun tenggelam. Tidak ada tempat berlindung dari air bah yang besar itu, kecuali kapal nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan orang-orang beriman dan pasangan makhluk hidup (binatang) yang diselamatkan oleh nabi Nuh atas perintah dari Allah SWT.

Pada saat air bah menerjang seisi kota, nabi Nuh melihat seorang putranya yakni Kan’an sedang berlari-lari menuju puncak gunung. Nabi Nuh memanggil putranya untuk ikut kedalam kapal. Nabi Nuh berkata : “Hai anakku, kemarilah. Naiklah ke kapalku, maka kau akan selamat”. Kan’an menjawab : “Tidak, aku akan berlari ke atas bukit sana, pasti aku akan selamat.” Kan’an dengan kesombongannya tidak memperdulikan panggilan ayahnya dan terus berlari ke arah bukit. Dia menganggap bahwa banjir akan reda dan semua akan kembali seperti semula. Kan’an lebih memilih hidup bersama orang-orang kafir dan menolak ajaran ayahnya. Tidak lama setelah itu, Kan’an tersambar ombak dan tenggelam ke dasar air bah yang dahsyat tersebut.
Setelah melihat peristiwa itu, nabi Nuh merasa sedih karena putranya sendiri tidak selamat dari bencana maha besar itu. Maka nabi Nuh meminta kepada Allah SWT : “Ya Tuhanku, sesunggunya putraku itu adalah darah dagingku dan bagian dari keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu adalah benar dan Engkaulah yang Maha berkuasa.” Kemudian Allah menjawab permintaan nabi nuh : “Wahai Nuh sesungguhnya dia adalah putramu itu tidaklah masuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu , melanggar peritahmu, menolak dakwahmu, dan mengikuti jejak orang-orang kafir dari kaummu, maka hapuslah dia dari silsilah keluargamu. Hanya mereka yang menerima ajaran dan dakwahmu, mengikuti jalanmu dan beriman kepadaKU dapat engkau masukkan dalam golongan keluargamu yang telah aku janjikan perlindungan dan keselamatan jiwanya. Adapun orang-orang yang mengingkari risalahmu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hubungan yang telah aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum engkau ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh.”.

Nabi nuh berlayar bersama pengikutnya selama 40 hari, setelah itu banjir mereda dan nabi Nuh diperintahkan turun dari kapalnya. Setelah peristiwa tersebut, maka binasalah kaum kafir yang mengingkari ajaran agama Allah.

Dari kisah nabi Nuh ini dapat diambil pelajaran bahwa dalam kehidupan ini haruslah memiliki keyakinan yang benar dan sesuai dengan ajaran agama Allah. Dan janganlah bersifat sombong dan merasa lebih kuat dari kekuatan Allah, seperti yang terjadi pada putra nabi Nuh Kan’an. 
(Ir)

DAFTAR BACAAN
Buku :
Burhan Rahimsyah. Kisah Teladan 25 Nabi & Rasul (Surabaya : Amelia.2001)

Website :
Wikipedia dalam : http://id.wikipedia.org/wiki/Nuh, diakses 04 Mei 2014
Kisah Nabi Nuh Membuat Kapal-Bahtera Raksasa dalam : http://ceritaislami.net/kisah-nabi-nuh-membuat-kapal-bahtera-raksasa/, diakses 04 Mei 2014.

Friday, March 13, 2015

Candaan Rasulullah SAW Dengan Sahabat Ali Saat Berbuka Puasa

Candaan Rasulullah SAW Dengan Sahabat Ali Saat Berbuka Puasa
Banyak cerita-cerita menarik mengenai Rasulullah SAW, seperti halnya cerita hijra, menyiarkan agama islam dan lain sebagainya. Tetapi ada juga cerita tentang candaan Nabi dengan Sahabat Ali saat sedang berbuka puasa.


Seperti dilansir Dream.co, candaan ini diawali oleh Sahabat Ali kepada Rasulullah SAW. Suatu ketika, Rasulullah SAW bersama para sahabat sedang berbuka puasa. Mereka berbuka puasa dengan memakan buah kurma. Setiap kali mereka makan kurma sisa bijinya ditempatkan didepan mereka masing- masing.

Tidak lama kemudian, Ali menyadari bahwa dia telah memakan cukup banyak kurma. Sehingga Nampak didepannya biji-biji kurma lebih banyak di bandingkan dengan sahabat-sahabat yang lain. Disinilah muncul keisengan Ali, diam-diam dia memindahkan biji kurma miliknya ke tempat biji kurma milik Rasul. Dengan nada bercanda Ali pun menggoda rasul.

"Wahai Nabi tampaknya engkau begitu lapar. Sehingga makan kurma begitu banyak. Lihat biji kurma di tempatmu menumpuk begitu banyak."

Sambil tersenyum Nabi membalas keisengan Ali. "Ali, tampaknya kamulah yang sangat lapar. Sehingga engkau makan berikut biji kurmanya. Lihatlah, tak ada biji tersisa di depanmu."


Sumber : HR. Bukhori yang dilansir Dream.co.id

Wednesday, March 11, 2015

Kisah Nabi Sulaiman Dengan Semut dan Cacing Buta

Kisah Nabi Sulaiman Dengan Semut dan Cacing Buta
ilustrasi semut (foto:jamiatulqurrawalhuffadz.blogspot.com)
Umat muslim pasti sudah tidak asing dengan nama Nabi Sulaiman. Salah satu Nabi yang mendapat anugerah oleh Allah SWT yang mampu berbicara dan memahami bahasa hewan. Selain itu nabi Sulaiman dikenal sebagai salah satu nabi terkaya.


Banyak dari kisah para nabi yang dapat dijadikan pelajaran, salah satunya adalah kisah nabi Sulaiman dengan semut dan cacing buta. Yuk kita lihat kisahnya dibawah ini.

Seperti dilansir Dream.co.id pada suatu hari Nabi Sulaiman sedang duduk di pinggir danau. beliau kemudian melihat seekor semut membawa sebiji gandum. Nabi Sulaiman-pun terus memperhatikan semut tersebut yang sedang menuju ke tepi danau.

Sesampainya semut tersebut di tepi danau, tiba-tiba muncul seekor katak yang keluar dari dalam air seraya membuka mulutnya. Lalu semut itu masuk ke dalam mulut katak. Kemudian sang katak itu menyelam ke dasar danau dengan membawah semut yang berada dalam mulutnya.

Melihat kejadian tersebut Nabi Sulaiman terus memikirkan peristiwa itu dan menunggu semut tersebut di tepi danau, selang beberapa lama, katak itu keluar dari dalam air dan membuka mulutnya. Lalu semut itu keluar, sementara sebiji gandum yang dibawanya sudah tidak ada lagi bersamanya.

Dari rasa penasaran Nabi Sulaiman pun memanggil semut itu dan menanyakan kepadanya tentang apa yang dilakukan barusan. Sehingga terjadi percakapan antara Nabi dan semut tersebut.

"Wahai semut, apa yang kamu lakukan selama berada di mulut katak?” tanya Nabi Sulaiman heran.

"Wahai Nabiyullah, sesungguhnya di dalam danau ini terdapat sebuah batu yang cekung berongga dan di dalamnya ada seekor cacing buta," jawab semut.

Cacing itu tidak kuasa keluar dari cekungan batu itu untuk mencari penghidupannya. "Dan sesungguhnya Allah telah mempercayakan kepadaku urusan rezekinya," lanjut semut.

Kata si semut, Allah telah menguasakanku membawa rejeki ini, sehingga katak ini membawaku kepadanya. Maka air ini tidaklah membahayakan bagiku.

Nabi Sulaiman lantas bertanya kembali; "Apakah kamu mendengar suara tasbih cacing itu?”

"Ya, cacing itu mengucapkan: Wahai Dzat Yang tidak melupakan aku di dalam danau yang dalam ini dengan rezeki-Mu, janganlah Engkau melupakan hamba-hamba-Mu yang beriman dengan rahmat-Mu."


Demikianlah kisah dari semut dan cacing buta, Subhanallah, Allah telah mengatur rezeki segenap makhluknya, termasuk manusia. Sebagaimana pesan Alquran dalam surat Hud ayat 6; "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya." Semoga bermanfaat.

Monday, March 2, 2015

Sejarah Kisah Nabi Muhammad SAW

sejarah kisah nabi muhammad SAW
Sebagai umat muslim, kita sebaiknya harus mengenal sosok nabi besar Muhammad SAW. Nabi yang telah mengajarkan agama islam kepada kita. Nabi yang dijadikan panutan dan teladan bagi umat muslim di dunia. Dibawah ini adalah ulasan tentang sejarah singkat nabi Muhammad SAW mulai dari kelahiran hingga wafat beliau.

Muhammad bin Abdullāh (lahir di Mekkah, 20 April 570 – meninggal di Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62 tahun) adalah seorang nabi dan rasul yang terakhir bagi umat Muslim. Muhammad menciptakan ajaran dan ilmu pengetahuan berupa agama Islam. Yang kemudian menjadi agama terbesar di dunia ini. Pengaruh dari nabi Muhammad SAW, membuat seorang penulis buku Michael H. Hart dalam bukunya The 100 menilai Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia.

Silsilah keluarga Muhammad

Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.[15] Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.

Lebih lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga Adam adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushaybin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih(Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh binYarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam.

Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Maksud dari Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah

Kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang luar biasa yaitu ada serombongan pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan Habsyi di Yaman) hendak menghancurkan Kakbah karena negeri Makkah semakin ramai dan bangsa Quraisy semakin terhormat dan setiap tahunnya selalu padat umat manusia untuk haji. Ini membuat Abrahah iri dan Abrahah berusaha membelokkan umat manusia agar tidak lagi ke Makkah. Abrahah mendirikan gereja besar di Shan’a yang bernama Al-Qulles. Namun tak seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu. Abrahah marah besar dan akhirnya mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang Kakbah. Didekat Makkah pasukan bergajah merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor Unta Abdul Muthalib

Keadaan kota Makkah sepi tentara Abrahah dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan Kakbah. Namun kejadian tersebut telah digagalkan oleh Allah SWT dengan mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai mati. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT.

Pada masa itu tepatnya hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah lahir bayi yang diberi nama Muhammad dari kandungan ibu Aminah dan yang ber-ayahkan Abdullah. Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir pada Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M, yang merupakan tahun gagalnya Abrahah menyerang Mekkah. Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Beliau lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di Madinah, yang ketika itu bernama Yastrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aimanyang kemudian mengasuh Nabi.

Masa Menyusui

Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.

Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW hingga Masa Kerasulannya

Kebiasaan di kalangan pemuka pada saat itu apabila mempunyai bayi, maka bayi yang baru lahir itu dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat menghirup udara segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat.

Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja, Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepada Halimah Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu Saad.

Semenjak kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan sudah dapat berjalan dan umur 2 th sudah lancar berbicara serta umur 9 th sudah menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.

Muhammad diasuh Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad didekati oleh malaikat Jibril dan menelentangkannya lalu membelah dada dan mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril mencucinya kemudian menata kembali ke tempatnya dan Muhammad tetap dalam keadaan bugar.

Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan Muhammad ke ibundanya. Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib dengan perjalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.

Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat kakeknya yaitu Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu. Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad) dan pada usia 8 th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.

Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah.

Ketika Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak panah buat paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.

Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala Kambing dan pada usia 25 th menjalankan barang dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk berdagang dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta keuntungannya melimpah ruah.

Perkenalan dengan Khadijah

Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad sering menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan kabar tentang kejujuran dan sifatnya yang dapat dipercaya menyebar luas dengan cepat, membuatnya banyak dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.

Salah seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang bersifat jujur dan dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di kalangan suku Arab. Sebagai seorang pedagang, ia juga sering mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Muhammad membuat Khadijah mempercayakannya untuk mengatur barang dagangan Khadijah, Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan ketika sekembalinya Muhammad membawakan hasil berdagang yang lebih dari biasanya.

Seiring waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah, mereka menikah pada saat Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah telah berusia mendekati umur 40 tahun, namun ia masih memiliki kecantikan yang dapat menawan Muhammad. Perbedaan umur yang jauh dan status janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak menjadi halangan bagi mereka, walaupun pada saat itu suku Quraisy memiliki budaya yang lebih menekankan kepada perkawinan dengan seorang gadis ketimbang janda. Meskipun kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad tetap hidup sebagai orang yang sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal yang lebih penting.

Memperoleh Gelar

Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari suku Quraisy (suku terbesar di Mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amiin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh ,kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW") setelah namanya.
Muhammad juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam perbaikan Kakbah. Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Muhammad dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan penyelesaian adil. Saat itu ia dikenal di kalangan suku-suku Arab karena sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya".

Diriwayatkan pula bahwa Muhammad adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat tamak, angkuh dan sombong yang lazim di kalangan bangsa Arab saat itu. Ia dikenal menyayangi orang-orang miskin, janda-janda tak mampu dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang sudah membudaya di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang berarti "yang benar".

Di dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara lain :

- Ahmad
- Al-Mahi
- Al-Hasyir
- Al-'Aqib
- Muqaffi
- Nabiyyuttaubah
- Nabiyyurrahmah.

Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di hadapan beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah beliau.
Al-'Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi.
Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma'shum dalam artian bersih dari dosa, namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam.

Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar tersebut adalah Allah Swt.

Sifat-Sifat Rasulullah SAW

Rasulullah SAW mempunyai sifat yang baik yaitu:

a). Siddiq
Siddiq artinya jujur dan sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat bohong (kidzib) Rasulullah sangat jujur baik dalam pekerjaan maupun perkataannya. Apa yang dikatakan dan disampaikan serta yang diperbuat adalah benar dan tidak bohong. Karena akhlak Rasulullah adalah cerminan dari perintah Allah SWT.

b). Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat Khianat atau tidak dapat dipercaya. Rasulullah tidak berbuat yang melanggar aturan Allah SWT. Rasulullah taat kepada Allah SWT. Dan dalam membawakan risalah sesuai dengan petunjuk Allah SWT tidak mengadakan penghianatan terhadap Allah SWT maupun kepada umatnya.

c). Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah sangat tidak mungkin untuk menyembunyikan (kitman). Setiap wahyu dari Allah disampaikan kepada umatnya tidak ada yang ditutup- tutupi atau disembunyikan walaupun yang disampaikan itu pahit dan bertentangan dengan tradisi orang kafir. Rasulullah menyampaikan risalah secara sempurna sesuai dengan perintah Allah SWT.

d). Fathonah
Fathonah artinya cerdas. Sangat tidak mungkin Rasul bersifat baladah atau bodoh. Para Rasul semuanya cerdas sehingga dapat menyampaikan wahyu yang telah diterima dari Allah SWT. Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT maka sangat tidak mungkin Rasul itu bodoh. Apabila bodoh bagaimana bisa menyampaikan wahyu Allah.

Masa Ketika Menjadi Rasul

Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira' sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur (merenung) dan mencari ketenangan dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang senang bergerombol. Dari sini, ia sering berpikir dengan mendalam, dan memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.

Muhammad pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M, diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari Quran yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata:

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)”

Muhammad berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah atau tahun masehi (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Muhammad kembali ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar memberinya selimut.

Diriwayatkan pula untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad mendatangi saudara sepupunya yang juga seorang Nasrani yaitu Waraqah bin Naufal. Waraqah banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi. Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.

Muhammad menerima ayat-ayat Quran secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat Quran turun disertai oleh Asbabun Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qurʾān (bacaan).

Sebagian ayat Quran mempunyai tafsir atau pengertian yang izhar (jelas), terutama ayat-ayat mengenai hukum Islam, hukum perdagangan, hukum pernikahan dan landasan peraturan yang ditetapkan oleh Islam dalam aspek lain. Sedangkan sebagian ayat lain yang diturunkan pada Muhammad bersifat samar pengertiannya, dalam artian perlu ada interpretasi dan pengkajian lebih mendalam untuk memastikan makna yang terkandung di dalamnya, dalam hal ini kebanyakan Muhammad memberi contoh langsung penerapan ayat-ayat tersebut dalam interaksi sosial dan religiusnya sehari-hari, sehingga para pengikutnya mengikutinya sebagai contoh dan standar dalam berperilaku dan bertata krama dalam kehidupan bermasyarakat.

Mendapatkan Pengikut

Selama tiga tahun pertama sejak pengangkatannya sebagai rasul, Muhammad hanya menyebarkan Islam secara terbatas di kalanganteman-teman dekat dan kerabatnya, hal ini untuk mencegah timbulnya reaksi akut dan masif dari kalangan bangsa Arab saat itu yang sudah sangat terasimilasi budayanya dengan tindakan-tindakan amoral, yang dalam konteks ini bertentangan dengan apa yang akan dibawa dan ditawarkan oleh Muhammad. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad pada masa-masa awal adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam yang dekat dengannya di kehidupan sehari-hari, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad mengumumkan secara terbuka menyiarkan agama Islam.

Setelah Rasulullah SAW menerima wahyu kedua mulailah beliau dakwah secara sembunyi-sembunyi dengan mengajak keluarganya dan sahabat-sahabat beliau seorang demi seorang masuk Islam.

Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam adalah:

a). Siti Khadijah (Istri Nabi SAW)

b). Ali Bin Abi Thalib (Paman Nabi SAW)

c). Zaid Bin Haritsah (Anak angkat Nabi SAW)

d). Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat Dekat Nabi SAW)

Orang-orang yang masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Ash-Shidiq yaitu:

a). Utsman Bin Affan

b). Zubair Bin Awwam

c). Saad Bin Abi Waqqash

d). Abdurahman Bin Auf

e). Thalhah Bin “Ubaidillah

f). Abu Ubaidillah Bin Jarrah

g). Arqam Bin Abil Arqam

h). Fatimah Binti Khathab

Mereka itu diberi gelar “As-Saabiqunal Awwaluun” Artinya orang-orang yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam dan mendapat pelajaran tentang Islam langsung dari Rasulullah SAW di rumah Arqam Bin Abil Arqam.

Penyebaran Islam Secara Terbuka

Sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam, Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Mekkah, respon yang ia terima sangat keras dan masif, ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat Mekkah saat itu. Pemimpin Mekkah Abu Jahal menyatakan bahwa Muhammad adalah orang gila yang akan merusak tatanan hidup orang Mekkah, akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan masyarakat Mekkah.

Walau mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut dalam jumlah besar, para pengikutnya ini kemudian menyebarkan ajarannya melalui perdagangan ke negeri Syam, Persia, dan kawasan jazirah Arab. Setelah itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian datang ke Mekkah dan Madinah untuk mendengar langsung dari Muhammad, penampilan dan kepribadiannya yang sudah terkenal baik memudahkannya untuk mendapat simpati dan dukungan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi semakin mudah ketika Umar bin Khattab dan sejumlah besar tokoh petinggi suku Quraisy lainnya memutuskan untuk memeluk ajaran islam, meskipun banyak juga yang menjadi antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan sangat besar di Mekkah dan Medinah. Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak pengikut dari negeri Farsi (sekarang Iran), salah satu yang tercatat adalah Salman al-Farisi, seorang ilmuwan asal Persia yang kemudian menjadi sahabat Muhammad.

Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong lahirnya gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiopia). Negus atau raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.

Rasulullah SAW Hijrah ke Madinah
Masyarakat Arab dari berbagai suku setiap tahunnya datang ke Mekkah untuk beziarah ke Bait Allah atau Ka'bah, mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan dalam kunjungan tersebut. Muhammad melihat ini sebagai peluang untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan ajarannya ialah sekumpulan orang dari Yatsrib. Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang yang telah terlebih dahulu memeluk Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi para pemeluk Islam dan Muhammad dari kekejaman penduduk Mekkah.

Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke Mekkah, mereka menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yastrib dikarenakan situasi di Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para pemeluk Islam. Muhammad akhirnya menerima ajakan tersebut dan memutuskan berhijrah ke Yastrib pada tahun 622 M.

Mengetahui bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yastrib, Muhammad akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah yang jauh lebih luas. Setelah selama kurang lebih dua bulan ia dan pemeluk Islam terlibat dalam peperangan dan serangkaian perjanjian, akhirnya masyarakat Muslim pindah dari Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah kedatangan rombongan dari Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau Madinatun Nabi (kota Nabi).

Di Madinah, pemerintahan (kekhalifahan) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah, begitupun kaum minoritas Kristen dan Yahudi. Dalam periode setelah hijrah ke Madinah, Muhammad sering mendapat serangkaian serangan, teror, ancaman pembunuhan dan peperangan yang ia terima dari penguasa Mekkah, akan tetapi semuanya dapat teratasi lebih mudah dengan umat Islam yang saat itu telah bersatu di Madinah.

Pembebasan Kota Mekkah

Tahun 629 M, tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak 10.000 orang, saat itu ia bermaksud untuk menaklukkan kota Mekkah dan menyatukan para penduduk kota Mekkah dan madinah. Penguasa Mekkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat kota Mekkah akan diserahkan tahun berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ketika ia kembali, ia telah berhasil mempersatukan Mekkah dan Madinah, dan lebih luas lagi ia saat itu telah berhasil menyebarluaskan Islam ke seluruh Jazirah Arab.

Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan Islam di kota Mekkah.

Mukjizat Rasulullah SAW

Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci agama samawi, dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan, masa kecil dan remaja. Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.

Umat Muslim meyakini bahwa Mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an, yaitu kitab suci umat Islam. Hal ini disebabkan karena kebudayaan Arab pada masa itu yang masih barbar dan tidak mengenal peradaban, namun oleh Al-Qur'an hal itu berubah total karena Qur'an membawa banyak peraturan keras yang menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru di dunia Arab yang sebelumnya tidak berperadaban serta mengeliminasi akar-akar kejahatan sosial yang mengakar di dunia Arab, serta pada masa yang lebih dekat mengantarkan pemeluknya meraih tingkat perabadan tertinggi di dunia pada masanya.

Mukjizat lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah terbelahnya bulan, perjalanan Isra dan Mi'raj dari Madinahmenuju Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat. Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasan serta kepribadiannya yang banyak dipuji serta menjadi panutan para pemeluk Islam hingga saat ini.

Ciri Fisik Muhammad
Beberapa hadist meriwayatkan beberapa ciri fisik yang diceritakan oleh para sahabat dan istrinya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Muhammad berperawakan sedang, berkulit putih kemerahan, berjanggut tipis, dan digambarkan memiliki fisik yang sehat dan kuat oleh orang di sekitarnya. Riwayat lain menyebutkan Muhammad bermata hitam, tidak berkumis, berjanggut sedang, serta memiliki hidung bengkok yang sesuai dengan ciri antropologis bangsa Semit pada umumnya.

Pernikahan dan Isteri – Isteri Rasulullah SAW.

Selama hidupnya Muhammad menikah dengan 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalibpamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau adalah: Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti Al-Harits dan Maria Al-Qibtiyah.

Sepeninggal Khadijah, Khawla binti Hakim menyarankan kepadanya untuk menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad tercatat menikahi beberapa orang wanita lagi hingga jumlah seluruhnya sekitar 11 orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal Muhammad.

Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.

Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).

Putra Putri Nabi Muhammad Saw

Putra putri nabi Muhammad saw adalah: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah dan Ibrahim. Mereka semua lahir dari rahim Khadijah kecuali Ibrahim dari Maria Al-Qibtiah. Anak-anak beliau yang laki-laki semuanya meninggal sebelum usia dewasa.

Nabi Muhammad Saw Wafat 

Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.

Itulah sejarah singkat kisah nabi besar kita Muhammad SAW. Semoga dengan membaca kisah beliau kita semakin mencintai beliau dan menjadikannya sebagai panutan. Amin.

Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
http://www.kumpulansejarah.com/2012/10/sejarah-hidup-nabi-muhammad-saw-lengkap.html#
http://bloggerbondowoso24.blogspot.com/2013/05/sejarah-kelahiran-nabi-muhammad-saw.html